9 Cara Terapkan Work-Life Balance
erminologi Work-Life Balance sudah bukan hal baru, belakangan semakin sering kita dengar di dunia kerja. Ane sendiri sudah sering ditanya mengenai konsep Work-Life Balance khususnya pas seminar. Yang menarik, ini salah satu pertanyaan juri sewaktu saya berada di tahapan akhir panel interview untuk Kompetisi Young Woman Future Business Leader yang diadakan oleh Majalah SWA tahun 2010. Salah satu juri bertanya,“Mbak Maya ini kan kerjanya di Microsoft yang saking canggihnya katanya bisa kerja dimana aja, kapan aja. Mbak Maya sendiri weekend kerja engga ? Gimana mengatur waktu antara kerjaan dan keluarga?”. Ane inget ane jawab dengan, "Weekend kadang-kadang kerja, sesuai kebutuhan. Role saya sebagai ujung tombak perusahaan dan langsung berhadapan customer, menyebabkan saya sebagai orang pertama yang dihubungi oleh mereka.
Dan karena deal Microsoft cukup besar, terkadang jika ada yang urgent menghubungi saya di waktu weekend akan tetap saya angkat. Terkadang dikarenakan ada tender penting dari customer yang saya dan tim ikuti, menyebabkan saya dan tim harus kerja sampai malam dan terkadang weekend. Selain itu teknologi di kantor kami yang sangat canggih yang menyebabkan semua karyawan terhubung dengan sangat baik. Selain itu saya sendiri juga report ke Amerika dan Singapore, terkadang untuk berkomunikasi kita berkompromi untuk berkomunikasi melalui conference call di jam yang malam atau sangat pagi. Mengatur untuk keluarga saya selalu prioritaskan. Akan tetapi jika ada kondisi mendesak dan penting,
saya akan selesaikan pekerjaan saya untuk kemudian kembali berkumpul dengan keluarga." Yang ane inget, mayoritas juri ga seneng sama jawaban ane. Menurut mereka konsep work-life balance itu sebisa mungkin kerjaan ga di bawa kerumah dan weekend itu waktu untuk keluarga. Jujur aje secara prinsip ane setuju, lagian kalau bisa kerja ga sampai malam apalagi weekend, ya ngapain juga ya ga? Tapi satu hal yang ane ga bisa lepasin, kalau ane kerja di dunia IT, ane kerja di IBM lalu Microsoft yang secara teknologi karyawan dimungkinkan untuk kerja di mana aja dan kapan aja. Jadi konsep work-life balance jaman sebelumnya dengan sekarang sudah mengalami banyak pergeseran. Kita ga bisa pungkiri kita menggunakan gadget, tablet, laptop untuk memudahkan pekerjaan kita, bahkan anak kecil pun sudah terbiasa menggunakan gadget dan terkoneksi terhadap internet.
Yang penting untuk diingat bahwa teknologi tersedia dan kita gunakan untuk membuat hidup (dan pastinya pekerjaan) menjadi lebih mudah bukan teknologi untuk mendikte kita. Karena itu sebelum kita berdiskusi lebih lanjut kita harus tahu dulu apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan work-life balance.
Apa itu Work-Life Balance? Sumber: http://under30ceo.com/wp-content/upl...fe-Balance.jpg Definisi work-life balance menurut ane tidak harus berarti 50% seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kalau agan punya rencana untuk bikin schedule jumlah pekerjaan dan kehidupan pribadi harus 50%-50% itu ga akan pernah kejadian. Kenapa ga bisa? karena kehidupan kita berjalan tidak dihitung dengan banyaknya jam yang dikeluarkan dalam beraktivitas. Hidup itu lebih fleksibel dibanding dengan menghitung jumlah jam saja. Selain itu kehidupan kita setiap harinya akan bervariasi. Yang kita kerjakan hari ini apakah itu berhubungan dengan pekerjaan atau urusan pribadi, belum tentu sama keesokan harinya. Tidak hanya itu, kehidupan kita ketika kita belum menikah dengan yang sudah menikah, atau memiliki anak, pasti akan berbeda. Tidak akan ada satu resep khusus untuk work-life balance yang bisa di terapkan ke semua orang karena setiap orang punya perbedaan prioritas dan kehidupan. Yang paling penting untuk diperhatikan ada 2 (dua) komponen dalam work-life balance :
1. Prestasi atau achievement ketika melakukan suatu aktivitas
2. Kesenangan yang di capai dari melakukan aktivitas tersebut Ane yakin jumlah waktu yang dikeluarkan tergantung achievement dan kesenangan kita melakukan hal tersebut.
Ada yang menerapkan, pokoknya jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore kerja untuk perusahaan, jadi kalau ada meeting di kantor sampai malam atau harus lembur pokoknya ga mau aja.
Tapi ada juga orang yang lebih fleksibel, kalau memang harus bekerja lembur dan terpaksa weekend masuk ya dikerjain aja. Ane sendiri karena kerja lama di dunia IT yang cukup fleksibel mengenai waktu, ane ga keberatan kalau kerja sampai malem atau bahkan weekend. Yang penting alasannya jelas, ga sering-sering banget, yang dikerjain penting dan mendesak.
Ada orang yang menyisihkan 70% waktunya untuk urusan kerja dan sisanya untuk urusan pribadi. Kembali lagi ketika melakukan aktivitas terebut ane akan merasa berprestasi atau terpuaskan dan juga senang ketika melakukan sehingga tidak ada komplen. Selama ini ane kerja dengan jam kerja cukup panjang dari pagi sampai malem bahkan kadang-kadang weekend ane tidak ada komplen karena merasa sudah kewajiban ane. Selain itu kantor ane di Microsoft juga memberikan waktu kerja yang fleksibel, jadi terkadang ane ada urusan Pribadi yang ane kerjain di jam kantor, misalnya perpanjang KTP atau ke bank. Fleksibilitas ini yang menurut ane cukup fair sehingga ane ga komplen. Lagipula kalau ane kerja weekend, ane bisa submit in lieu, maksudnya apa, weekend ane kerja ane minta persetujuan bos ane kasih hari pengganti cuti. Apa tujuan dari work-life balance ? Ada 3 alasan Utama kita harus menerapkan work-life balance, yaitu :
1. Dunia kerja dan kehidupan pribadi itu saling mempengaruhi Biasanya kalau agan lagi ada masalah pribadi bisa berpengaruh ke urusan kerjaan, contohnya ketika lagi kesel gara-gara pembantu di rumah kerjanya ga bener, atau pas jalan kekantor macet, yang ada agan bete sampai kantor.
Alhasil pagi-pagi mood udah rusak. Dan sebaliknya, kalo ada masalah di kantor kadang-kadang bisa pengaruh ke urusan pribadi. Quote:“The most successful person is the one who can fully dedicated to the career, at the same time, always make the best for friends and family.” - Gunawan Susanto, President Director, IBM Indonesia. Sumber: Buku Career First hal. 177 2. Work-life balance berpengaruh terhadap kepuasan kita dalam bekerja.
Kita punya rutinitas dikantor yang terkadang bisa bikin bosen. Dengan punya kehidupan lain selain kantor akan membuat kita merasa senang dan enjoy. Selain itu work-life balance adalah salah satu hal yang sering di cari oleh karyawan ketika mencari pekerjaan. Banyak orang punya hobi, interest, kegiatan lain di luar pekerjaan. Jika kantor tempat kita bekerja memberikan kesempatan untuk kita melakukan aktivitas di luar kantor maka kita akan menjadi semangat dalam bekerja.
Contohnya, ane selain sibuk kerja, ane nyempetin untuk nulis buku, aktif ngeblog dan sering jadi speaker untuk seminar di kampus dan perusahaan. Kuncinya memang kantor memberikan izin dan support kita untuk melakukan aktivitas kita. Selain itu, nama perusahaan tempat kita bekerja akan terkena dampak positif diluaran. 3. Mengurangi stres dan kecapean yang disebabkan oleh pekerjaan.
jual mesin
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar