Seputar Audio Format (.mp3|.m4a|.FLAC|.wav|dll)
Audio format dapat berarti medium tempat penyimpanan data audio dan musik dalam bentuk fisik (E.g. Audio CD) dan format rekaman sebuah konten audio.Dalam dunia Sains Komputer, audio format jg dapat disebut audio file format, yg berarti sebuah tempat dan bentuk penyimpanan data digital audio pada sistem komputer.Secara garis besar, audio format terbagi menjadi 3, yaitu Uncompressed format, Lossless compressed format dan Lossy compressed format.
Uncompressed audio format adalah sebuah format audio tanpa kompresi, yg berarti dapat menyimpan audio dengan tetap mempertahankan keutuhan setiap bit dan sample rate dari sumber ia dihasilkan. Sebagai contoh, sebuah file uncompressed yg dihasilkan dari proses rip sebuah audio cd jg mempunyai spesifikasi yg sama dengan source-nya (2 channel PCM, 44kHz sample rate dan 16 bit depth). Selain dipilih untuk rip CD, format uncompressed jg lazim digunakan sebagai output format dari proses recording di software DAW (Digital Audio Workstation).
WAV (Windows) & AIFF (Mac OS) adalah contoh file format yg digunakan untuk menyimpan uncompressed PCM audio. Tanpa kompresi, maka wajar bila file WAV dan AIFF memiliki ukuran yg lebih besar dari compressed format. Selain itu, walaupun men-support metadata, informasi audio di WAV dan AIFF hanya dapat ditulis dan dikenali oleh player tertentu, seperti contohnya foobar2000 untuk WAV dan iTunes untuk AIFF.
Lossless compressed audio format, atau cukup disebut lossless format,
adalah sebuah format audio yg dapat menyimpan data dengan size yg lebih
kecil dari uncompressed format, namun dengan kualitas yg identik.
Lossless audio dihasilkan dari sebuah proses kompresi lossless, yg berarti proses pemampatan dengan cara mempertahankan data yg benar2 terpakai dan membuang data yg tidak diperlukan (dikenal dengan sebutan statistical redudancy).
Secara teori, lossless audio memiliki ukuran 55% - 65% dari ukuran uncompressed, namun angka ini bisa lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung dari banyak dan kompleksnya data yg di-encode dari sumbernya.
Beberapa contoh lossless format adalah : FLAC, Monkey's Audio, WMA Lossless, Apple Lossless dan WavPack.
Lossless audio dihasilkan dari sebuah proses kompresi lossless, yg berarti proses pemampatan dengan cara mempertahankan data yg benar2 terpakai dan membuang data yg tidak diperlukan (dikenal dengan sebutan statistical redudancy).
Secara teori, lossless audio memiliki ukuran 55% - 65% dari ukuran uncompressed, namun angka ini bisa lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung dari banyak dan kompleksnya data yg di-encode dari sumbernya.
Beberapa contoh lossless format adalah : FLAC, Monkey's Audio, WMA Lossless, Apple Lossless dan WavPack.
Lossy format dihasilkan dari proses lossy compression dengan tingkat
kompresi yg lebih tinggi dari lossless, yg berarti pada proses
kompresinya terjadi penghapusan data demi menekan ukuran file menjadi
lebih rendah. Ini berbanding terbalik dengan pengertian lossless
compression, dimana tidak ada degradasi kualitas pada output file.
Secara teori, tujuan utama lossy compression adalah membuang informasi pada audio yg tidak terlalu dapat terdengar oleh telinga (metode Psychoacoustics), namun pada prakteknya, akan ada noticeable differences antara lossy dengan lossless dan uncompressed format, terutama jika dikomparasikan pada high-end sound system. Tingkat kompresi pada lossy dibagi menjadi beberapa level, dengan bitrate yg menjadi patokan utamanya. Semakin tinggi bitrate yg dipilih, semakin rendah tingkat loss of quality yg dihasilkan, vice versa.
MPEG Audio Layer III (file format mp3), Advanced Audio Coding (.m4a), Windows Media Audio (.wma), Musepack (.mpc) dan Vorbis (.ogg) adalah beberapa contoh lossy format yg populer saat ini.
Secara teori, tujuan utama lossy compression adalah membuang informasi pada audio yg tidak terlalu dapat terdengar oleh telinga (metode Psychoacoustics), namun pada prakteknya, akan ada noticeable differences antara lossy dengan lossless dan uncompressed format, terutama jika dikomparasikan pada high-end sound system. Tingkat kompresi pada lossy dibagi menjadi beberapa level, dengan bitrate yg menjadi patokan utamanya. Semakin tinggi bitrate yg dipilih, semakin rendah tingkat loss of quality yg dihasilkan, vice versa.
MPEG Audio Layer III (file format mp3), Advanced Audio Coding (.m4a), Windows Media Audio (.wma), Musepack (.mpc) dan Vorbis (.ogg) adalah beberapa contoh lossy format yg populer saat ini.
Red Book adalah format standar pada Audio CD (CDDA atau Compact Disc
Digital Audio). Red Book menspesifikasikan properties sebuah CD, dari
hal dasar seperti jumlah track maksimal (99) & durasi maksimal (79,8
menit), bentuk encoding digital audio pada CD (2 channel 16-bit LPCM
dengan 44,1 KHz sample rate) sampai hal2 'advanced' seperti modulation
system dan fitur error correction (CIRC).
Codec adalah sebuah program yg melakukan proses encoding dan decoding
kepada sebuah signal atau data. Audio codec pada fungsi encode berguna
untuk mengkompresi signal / data audio untuk kemudian disimpan pada file
format tertentu, sementara pada fungsi decode berguna untuk 'membaca'
file format untuk editing atau playback. Audio codec berbeda dengan
audio file format, dimana audio file format adalah tempat dan bentuk
penyimpanan sebuah data audio, sementara codec adalah program yg
berperan dalam melakukan proses read atau write kepada format tersebut.
Sample Rate / Sampling Rate / Sampling Frequency mendefinisikan banyaknya sample -proses konversi continuous signal (analog) menjadi discrete signal (digital)- pada audio dalam satu detik dengan satuan Hertz (Hz). Sesuai Nyquist–Shannon sampling theorem, walaupun range frequency manusia berkisar antara 20Hz - 20kHz, angka sample rate diharuskan bernilai lebih dari 2 kali lipat dari maksimum frequency yg diproses agar signal dapat direkonstruksi secara sempurna.
44,1 kHz sample rate lazim digunakan untuk CD dan audio format umum di komputer, sementara angka lebih tinggi digunakan pada professional recording equipment (48kHz) dan media DVD & Blu-ray (48kHz, 96kHz atau 192kHz).
Bit rate adalah informasi jumlah data yg disimpan pada satuan waktu
tertentu (biasanya detik). Pada uncompressed format, bit rate dapat
dihitung dengan mengalikan sample rate, bit depth dan banyaknya channel
(mono / stereo / surround), contohnya pada sebuah audio cd (2 channel
16-bit LPCM dengan 44,1 KHz sample rate) maka bitrate yg dimiliki adalah
1,411 kbps. Perhitungan ini tidak berlaku untuk compressed format, yg
menggunakan algoritma kompresi dengan skema/preset yg berbeda antar 1
dengan lainnya.
Pada lossy format, jenis bit rate dapat dibagi menjadi 3 :
Pada lossy format, jenis bit rate dapat dibagi menjadi 3 :
1. Constant Bit Rate (CBR), target bit rate yg konstan (sama) di sebuah file format. Tingkat CBR dapat dipilih pada proses encoding format tertentu, E.g. CBR 320kbps, 256kbps atau 128kbps di format mp3.
2. Variable Bit Rate (VBR), target bit rate rata-rata yg dipilih pada preset level tertentu dan ditentukan dengan simbol -V (VBR mp3) atau -Q (AAC & Ogg Vorbis). Contohnya encoding mp3 dengan preset -V1 akan menargetkan angka bitrate ~225 kbps, yg berarti bitrate dapat bervariasi (lebih tinggi atau rendah) dari 225 kbps, sesuai data yg di-encode.
3. Average Bit Rate (ABR), 'jalan tengah' dari CBR & VBR pada format mp3. Pengguna dapat bebas memilih target bitrate yg diinginkan antara 8 s/d 320 kbps dan encoder akan sedapat mungkin menghasilkan bitrate yg ditargetkan. Contohnya preset ABR 200kbps mungkin saja menghasilkan bitrate yg lebih tinggi atau lebih rendah dari angka 200 kbps.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar